Menepati Janji Rasulullah 825 Tahun Kemudian
Oleh: dr Gamal Albinsaid
“Taqarrub pada pemilik dan penguasa alam semesta adalah rahasia keberhasilan orang-orang besar”
Kala
terjadi perang Khandaq di abad 6, Saat itu Rasul dan Umat Islam tengah
melakukan penggalian parit untuk mempersiapkan perang di Madinah, Lalu
Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat “Dua kota ini manakah yang
dibuka lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?”, Rasulullah menjawab,
'‘Kota Konstantinopel dibuka lebih dahulu,” (HR. Ahmad)
Ini
merupakan sebuah janji Rasulullah, Bahwa Konstantinopel, salah satu
kota terpenting, terkuat, dan paling strategis akan dibebaskan oleh Kaum
Muslimin. Kota ini terletak diujung pulau dan seluruh bagiannya
berbatas lautan, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas,
kecuali sebelah barat. Seluruh lautannya dikeliling oleh rantai raksasa
yang menjadikan kapal-kapal musuh tidak bisa melewatinya. Sebelah
baratnya dibangun dinding tiga lapis yang tingginya 30 meter,
panjanganya 7,5 km, tebalnya 9 meter, dan dilindungi parit sepanjang 7
meter. Kekuatan Kontantinopel yang tak terkalahkan selama 11 abad dan
mampu menaklukkan 23 serangan, menjadikan julukan The City with Perfect
Defense diberikan ke kota ini.
Begitu
luar biasanya Konstantinopel tampak dari perkataan Ali bin Abu Bakar
Al-Harawi mengatakan, “Konstantinopel adalah sebuah kota yang lebih
besar daripada yang masyhur dinyatakan. Semoga Allah yang Maha Pengasih
dan Maha Dermawan berkenan menjadikannya ibukota negara Islam.” Napoleon
Bonaparte, Kaisar Prancis, juga mengakuinya, ketika sempat berkunjung
di Konstantinopel pada abad 14 beliau mengatakan, “kalaulah dunia ini
sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi
ibukota negaranya!”.
Ada
sebuah hadist yang menjadikan kisah ini semakin menarik, ”Sungguh,
Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik pemimpin
adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang
menaklukkannya.” (HR Ahmad)
Hadist
ini mendorong banyak pemimpin berusaha menaklukkan Konstantinopel,
tercatat dalam sejarah ada 7 pemimpin berusaha membesakan
Konstantinopel, Pertama di jaman Khalifah Ali bin Abi Thalib 34 H,
Kedua, Abu Ayyub Al-Anshari 84 H, beliau mengatakan ”Aku mendengar
baginda Rasulullah S.A.W mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan
di bawah tembok tersebut & aku juga ingin mendengar derapan tapak
kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin
sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda",
akhirnya beliau benar-benar mewujudkan mimpinya dikuburkan di bawah
tembok Konstantinopel.
Sulaiman bin Abdul Malik 91 H, Harun Ar-Rasyid 165 H, Sultan Beyazid 1 796 H, sultan Murad ke-2 825 H. Mereka semua gagal.
Sepuluh
tahun kemudian, 835 H, tepatnya 30 maret 1432, lahirlah seorang anak
bernama Muhammad yang ingin menjadi sebaik-baik pemimpin seperti yang
disabdakan Rasulullah., Sejak kecil, ia sudah menancapkan dalam hatinya
bahwa ia akan menaklukkan Konstantinopel, dididik ulama terulung di
zamannya. Ia mengatakan kepada ayahnya dengan lantang “Ayah, aku ingin
menaklukkan Konstantinopel.” Ia kuasai teknik bela diri, memanah,
berkuda, berenang, berperang, fiqih, hadist, astronomi, dan matematika.
Ia menguasai 8 bahasa, yaitu arab, turki, Persia, prancis, yunani,
Serbia, herbrew, dan latin. Bersama ayah dan gurunya ia sering naik ke
atas bukit dan memandang Benteng Byzantium, ayahnya berkata “Nak,
benteng itu yang akan kau taklukkkan nanti”
Di
usia 19 tahun ia dilantik menjadi pemimpin negara Islam. Untuk
membebaskan Konstantinopel, Ia mengumpulkan anak-anak yang paling
pandai, paling kuat fisikinya, paling rajin ibadahanya, dan ia latih
ilmu agama fisik, perang sejak dini, disebut pasukannya Janissaries.
Untuk meluluh lantakkan dinding Konstantinopel, Muhammad Alfatih
menciptakan meriam raksasa dengan berat 18.000 kg yang mampu menembakkan
peluru yang beratnya 700 kg.
Pada
tanggal 6 April 1453, Muhammad Alfatih membawa ratusan ribu pasukan dan
ratusan kapal perang untuk membebaskan Konstantinopel. Jarak 1,5 Km
dari benteng Konstantinopel ia menghentikan pasukannya dan melakukan
salat Jum’at terpanjang dalam sejarah yang membentang 4 km dari Pantai
Marmara hingga selat Golden Horn di utara. Muhammad Alfatih mengirim
surat kepada Paleologus untuk masuk Islam dan menyerahkan penguasaan
kota secara damai, namun sayangnya Paleologus menolak.
Di
sebelah barat pasukannya berusaha membobol benteng 2 lapis, di sebelah
selatan pasukannya harus melawan pelaut Genoa, dan dari sebelah timur
pasukannya harus melewati rantai yang sangat besar. Banyak pasukannya
gugur dan persenjataan rusak, bala bantuan dari Eropa masuk ke dalam
benteng.
Sekian lama
berperang tak ada titik terang penaklukkan kota, Penasehatnya Khalil
Pasha menasehatkan untuk menarik segera pasukannya, tapi pemuda 21 tahun
ini tidak menyerah, Akhirnya Muhammad Alfatih mencoba sebuah cara yang
melegenda. Kunci pertahanan Konstantinopel adalah rantai besar yang
melindungi lautannya. Muhammad Alfatih mengatakan, “bila kita tidak
dapat memutuskan rantai itu, kita akan melewatinya!”. Muhammad Al-Fatih
memerintahkan pasukannya untuk memindahkan 72 kapal perang dari selat
bosphorus menuju selat tanduk melalui Gunung Gallata sepanjang 3 mil
yang tingginya 60 meter di atas laut.dengan tenaga manusia hanya dalam
waktu 1 malam. Bayangkan 72 kapal perang ditarik dengan tenaga manusia
dalam waktu semalam.
Hingga
menjadikan Ahli sejarah Byzantium mengatakan “Kami tidak pernah melihat
dan mendengar sebelumnya, yang luar biasa seperti ini. Muhammad
Al-Fatih mengubah bumi jadi lautan dan menyeberangkan kapal-kapalnya di
puncak gunung sebagai pengganti gelombang lautan. Sungguh kehebatannya
jauh melebihi apa yang pernah dilakukan oleh Alexander The Great.”
Salah
seorang Mujahid bernama Hasan Ulabede berhasil menancapkan bendera
Ustmani dan berhasil menggantikan bendera St. Mark di benteng
Konstantinopel menjadi cambuk penyemangat kaum muslimin dan rontoknya
mental pasukan Konstantinopel. Tujuh ribu pasukan Janissaries dikerahkan
dan gempuran meriam menjadikan gerbang St. Romanus luluh lantah dan
30.000 pasukan Muhammad Alfatih masuk dan membebaskan kota itu. Pada
tanggal 29 Mei 1453 Konstantinopel berhasil dibebaskan oleh Muhammad
Alfatih, dan beliau berkata "Sabda Rasul telah terbukti,"
Hingga
seluruh daratan eropa terkejut, tatkala Konstantinopel dibebaskan oleh
seorang pemuda berusia 21 tahun. Kemudian ia mendirikan Turki Utsmani
dan mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambul yang berarti islam
seluruhnya. Menyebarlah kasih sayang Islam di daratan eropa.
Keesokan
harinya Muhammad Alfatih mengumpulkan pasukannya untuk salat Jum’at, ia
ingin memilih pasukan terbaik sebagai imam salat, ia berdiri tegak dan
meminta seluruh pasukannya bangun berdiri. Lalu ia bertanya, wahai
pasukanku siapa diantara kalian yang semenjak akil baligh pernah
meninggalkan salat wajib silahkan duduk! Maha Suci Allah, tidak satupun
pasukannya duduk. Pertanyaan kedua, “siapa diantara kalian yang semenjak
akil balik pernah meninggalkan salat rawatib sialhkan duduk!” Sebagian
pasukannya mulai duduk.
Lalu pertanyaan terakhir,
“Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini
pernah meninggalkan salat tahajud di kesunyian malam silahkan duduk!”
Semua
pasukan duduk, kecuali Muhammad Alfatih. Tidak sulit bagi Allah
memenangkan pemimpin-pemimpin sebelumnya, tapi kenapa Allah memilih
Muhammad Al-fatih, mungkin Allah ingin menunjukkan kepada kita, dulu
pernah hidup seorang pemuda yang begitu menjaga kedekatannya dengan
Allah. Taqarrubnya pada pemilik dan penguasa alam semesta adalah
rahasianya.
“Tidak sulit
bagi Allah memenangkan pemimpin-pemimpin sebelumnya, tapi kenapa Allah
memilih Muhammad Al-fatih, mungkin Allah ingin menunjukkan kepada kita,
dulu pernah hidup seorang pemuda yang begitu menjaga kedekatannya dengan
Allah”
#gamalberbagi
#mudamendunia