BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sudah lama merdeka, tetapi
belum memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadai. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena kualitas
penyelenggaraan dan hasil pendidikan dari berbagai jalur, jenjang dan jenis
pendidikan belum memadai. Rendahnya kualitas penyelenggaraan dan hasil
pendidikan disebabkan oleh karena pembuatan kebijakan, pengembangan kurikulum
dan pembelajaran yang akan digunakan,
pengadaan dan penembangan tnaga pendidikan , system penggajian, system
evaluasi, dan pengadaan sarana dan prasarana tidak didasarkan dari hasil
penenlitian yang memadai.
Berdasarkan hal tersebut, dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan pada generasi yang tinggi maka setiap
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu dilakukan melalui
penelitian. Penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Supaya penelitian dapat menghasilkan
informasi yang akurat, maka perlu menggunakan metode penelitian yang tepat.
Metode penelitian secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu metode kuantitaif dan kualitatif dan metode
R&D (research and development).
Metode kuantitiatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang
tradisional, dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistik;
metode scientific dan metode artistic, metode konfirmasi dan temuan; serta
kuantitatif dan interpretif.
Metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi tau sample tertentu, teknik
pengambilan sample pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif / statistic dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Salah satu penelitian yang menggunakan metode
kuantitaif yaitu Penelitian Tindakan Kelas ( PTK).
Di bidang pendidikan, khususnya
kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat
bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran
dikelas. Jadi dapat diartikan PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat
masalah-masalah actual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan
PTK, guru memiliki peran ganda, yaitu sebagai paktisi dan peneliti.
Berdasarkan uraian singkat diatas,
maka dalam makalah ini akan membahas tentang kerangka berpikir / paradigma
dalam Penelitian Tindakan Kelas dan Hipotesis Tindakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas.
B. Rumusan Masalah
a.
Bagaimana membentuk suatu
kerangka berfirkir / paradigma dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
b.
Bagaimana menyusun hipotesis
tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
C. Tujuan
Pnyusunan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
a.
Untuk dapat mengetahui cara
membentuk kerangka berfirkir / paradigma dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK
)
b.
Untuk mengetahui langkah dalam
menyusun hipotesis tindakan pada Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
c.
Untuk memenuhi tuntutan tugas
sebagai syarat dalam mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi
manfaat pengetahuan bagi Mahasiswa / -siswi tentang kerangka berpikir /
paradigma dan hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai
wawasan awal dalam menyusun sebuah penelitian dimasa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode
Penelitian
Secara umum metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data,
tujuan, dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian pendidikan dapt
diartikan sebagai cara ilmiah untutk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat ditemkan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan teretentu
sehingga pada giliranya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
(Prof. Dr. Sugiyono, 2009 : 6 )
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi
diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat. Belakangan ini Penelitian Tindakan kelas (PTK) semakin menjadi trend
untuk dilakukan oleh para professional sebagai upaya pemecahan masalah dan
peningkatan mutu di berbagai bidang.
Di bidang pendidikan, khususnya
kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK
sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran dikelas. Jadi dapat diartikan PTK merupakan suatu penelitian yang
mengangkat masalah-masalah actual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan
melaksanakan PTK, guru memiliki peran ganda, yaitu sebagai paktisi dan
peneliti. PTK memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
An inquiry of pactice fom within
(penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya)
b.
Self-reflectife inquiry (metode utama
adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikui kaidah –
kaidah penelitian).
c.
Focus penelitian berupa
kegiatan pembelajaran.
d.
Tujuanya ; memperbaiki
pembelajaran.
(Zainal Aib, dkk, 2008: 3)
B. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, yang
dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan
hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat penelitian
dengan memfokuskan kepada beberap variable saja. Pola hubungan antara variable
yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.
Jadi paradigma penelitian dalam hal
ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
Hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan
digunakan. Sehingga banyak bentuk - bentuk paradigma yang dapat digunakan dalam
penelitian tergantung pada penelitian yang bagaimana yang akan dilakukan oleh
peneliti. Bentuk – bentuk paradigma penelitian
tersebut antara lain ; paradigma sederhana, paradigma sederhana
berurutan, paradigma ganda dengan dua variable indpenden, paradigma ganda
dengan tiga variable indpenden, dan lain – lain.
(Prof. Dr. Sugiyono, 2009 : 65 )
C. Kerangka Berpikir Dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Kerangka berpikir adalah serangkaian
konsep dan kejelasan hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh
peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan
hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang terkait.
Kerangka pikir ini digunakan sebagai
dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Atau, bisa
diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis (construct
logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab penyebab terjadinya
masalah. Untuk membuktikan kecermatan penelitian, dasar dari teori tersebut
perlu diperkuat oleh hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan.
Kerangka pikir itu penting untuk
membantu dan mendorong peneliti memusatkan usaha penelitiannya untuk memahami
hubungan antar variabel tertentu yang telah dipilihnya, mempermudah peneliti
memahami dan menyadari kelemahan/keunggulan dari penelitian yang dilakukannya
dibandingkan penelitian terdahulu.
Langkah-langkah membangun kerangka
penelitian atau paradigma penelitian, diantaranya:
1.
Pahami keadaan objek penelitian
dengan cermat, sehingga dapat merumuskan masalah penelitian yang jelas dan
research question yang jelas pula
2.
Pahami tujuan penelitian, dan
tuliskan tujuan penelitian dengan rinci menjadi tujuan umum dan tujuan khusus
3.
Pelajari teori yang relevan,
yang berhubungan dengan subjek penelitian Anda
4.
Pahami konsep-konsep yang
diuraikan dalam teori tersebut dengan cermat. Hal ini sangat penting agar tidak
membuat kekeliruan ketika menyusun kerangka fikir dan menterjemahkan konsep
menjadi variabel.
5.
Pelajari hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian Anda (tujuannya, pendekatannya,
sampling, variabel-variabel utama, instrumen penelitian, metode analisa data,
kesimpulan dan implikasinya).
6.
Kembangkan pengetahuan yang
diperoleh berdasar keyakinan/pengetahuan peneliti sendiri, untuk menyusun kerangka
fikiran (kerangka konseptual) penelitian yang diharapkan dapat menjawab
research questions penelitian tersebut.
(http://www.akishaq.com/search?q=paradigma+dalam+penelitiann+tindakan+kelas)
Uma Sekaran dalam bukunya Business
Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir meruakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah ynag penting.
Kerangka berfikir yang baik akan
menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable yang akan diteliti. Jadi
secara teoritis perlu dijelaskan hunbungan antar variable independen dan
dependen. Pertautan antar veriable tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam
bentuk paradigama penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma
penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.
Dalam menyusun suatu kerangka
berfikir terdapat langkah – langkah yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Menetapkan Variable Yang
Akan Diteliti
Untuk menentukan kelompok teoi apa
yang perlu dikemukakan dalam menyusun erangka berfikir untuk pengajuan
hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu variable penelitiannya. Berapa
jumlah variable yang diteliti, dan apakah nama setiap variable, merupakam titik
tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
b. Membaca Buku dan Hasil
Penelitian( HP)
Setelah variable ditentukan, maka
langkah berikutnya adalah membaca buku – buku dan hasil penelitian yang
relevan.
c. Deskripsikan Teori dan
Hasil Penelitian (HP)
Dari buku dan hasil penelitian yang
dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variable yang
diteliti. Seperti telah dikemukakan, dekskripsi teori tentang, definiisi
terhadap masing – masing variable yang diteliti, dan kedudukan antara variable
satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.
d. Analisis Kritis terhadap
Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan
analisis secara kritis terhaadap teori-teori dan hasil penelitin yang telah
dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan
hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan objek
peneliian atau tidak, karena sering rjadi teori-teori yang berasal dari luar
tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
e. Analisis Komparatif Tehadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan
dengancara membandingkan antara eori satu dengan teori yang lain, dan hasil
penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melelui analisis komparatif ini
peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau
mereduksi bila dipandang terlalu luas.
f. Sintesa Kesimpulan
Melalui analisis kritis dan kompratif
terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variable
yang diteliti, slanjutnya pene;liti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan
sementara. Perpaduan sintesa antara variable yang lain akan menghasilkan
kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan unuk merumuskan hipoesis.
g. Kerangka Berfikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat
dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berikir yang asosiatif / hubungan
maupun komparatif / perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakn
kalimat : jika begini maka kan begitu. Sebagai contoh ; jika guru kompeten, maka hasil belajar akan
tinggi.
h. Hipotesis
Berdasrkan kerangka berfikir tersebut
selanjutnya disusunlah sebuah hipotesis. Jika kerangka berfikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan
tinggi”, maka hipotesisnya akan berbunyi “ ada hubungan yang positif dan
signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar”
Selanjutnya Uma Sekaran (1992)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut
:
a)
Variable-variable yang akan
diteliti harus dijelaskan.
b)
Diskusi dalam kerangka berfikir
harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan / hubungan antar variable yang diteliti dan ada teori
yang melandasi.
c)
Diskusi juga hrus dapat
menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar variable itu positif atau
negative, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbale balik)
d)
Kerangka berfikir tersebut
selanjutnya perlu dinyatakan dalam benuk diagram (paradigm penelitian),
sehingga pihak lain dapat memahami kerangka piker yang dikemukakan dalam
penelitian.
(Prof. Dr.
Sugiyono, 2009 : 91 )
D.
Hipotesis Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Hipotesis diartikan sebagai dugaan
sementara pada penelitian yang akan dilakukan. Termasuk dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas, hipotesis dibutuhkan sebagai acuan peneliti, yang
disebut dengan hipotesis teindakan.
Hipotesis dalam penelitian tindakan
bukan hipotesis perbedaan atau hubungan yang terdapat pada metode-metode
penelitian lain, melainkan hipotesis tindakan. Idealnya hipotesis penelitian
tindakan mendekati keketatan penelitian formal. Namun situasi lapangan yang
senantiasa berubah membuatnya sulit untuk memenuhi tuntutan itu.
Rumusan hipotesis tindakan memuat
tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Untuk
sampai pada pemilihan tindakan yang dianggap tepat, peneliti dapat mulai dengan
menimbang prosedur-prosedur yang mungkin dapat dilaksanakan agar perbaikan yang
diinginkan dapat dicapai sampai menemukan prosedur tindakan yang dianggap
tepat.
Beberapa acuan penyusunan hipotesis tindakan dalam PTK,
antara lain:
1.
Menjawab rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian
2.
Merupakan jawaban sementara
dari kajian teori yang disusun oleh peneliti
3.
Merupakan jawaban sementara
dari kerangka berpikir
(http://www.ak-ishaq.com/search?q=paradigma+dalam+penelitiann+tindakan+kelas)
Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teoriyang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penellitian, belum jawabamzn yang
empiric dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis
adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitaif, seperti halnya
penelitaan tindakan kelas (PTK).
Karakteristihipotesis yang baik sebagai
berikut:
a.
Merupakan dugaan terhadap
keadaan variable mandiri, perbandingan keadaan variable pada berbagai sampel,
dan merupakan dugaan tentnag hubungan antara dua variable atau lebih. (pada
umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan)
b.
Dinyatakan dalam kalimat yang
jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
c.
Dapat diuji dengan data yang
dikumpulkan dengan metode – metode ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma penelitian dalam hal ini
diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
Hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan
digunakan. Sehingga banyak bentuk - bentuk paradigma yang dapat digunakan dalam
penelitian tergantung pada penelitian yang bagaimana yang akan dilakukan oleh
peneliti. Bentuk – bentuk paradigma penelitian
tersebut antara lain ; paradigma sederhana, paradigma sederhana
berurutan, paradigma ganda dengan dua variable indpenden, paradigma ganda
dengan tiga variable indpenden, dan lain – lain.
Kerangka berpikir adalah serangkaian
konsep dan kejelasan hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh
peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan
hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang terkait.
Hipotesis diartikan sebagai dugaan
sementara pada penelitian yang akan dilakukan. Termasuk dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas, hipotesis dibutuhkan sebagai acuan peneliti, yang
disebut dengan hipotesis teindakan.
Setelah diuraikan
dalam pembahasan pada bab sebelumnya, maka jelaslah bahwa kerangka berpikir /
paradigma dan hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi
sangatlah penting sebagai komponen inti dalam penyusunan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiyono, prof. Dr.2009. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung. CV. Alfabeta
Aqib, Zainal dkk.2009. penelitian tindakan kelas.
Bandung. Cv. Yrama Widya
(http://www.akishaq.com/search?q=paradigma+dalam+penelitiann+tindakan+kelas 30 april
2011,11.10 wita )
Penelitiannya menarik
BalasHapus