BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teori evolusi
adalah salah satu toeri yang masih hangat dipertentangkan hingga saat ini.
Banyak teori yang dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya belum ada satu pun
teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan
makhluk hidup.
Meskipun berada
dalam 1 spesies, tidak ada satu individu pun di muka bumi ini yang sama persis
dengan individu lain. Hal ini disebabkan karena adanya variasi. Variasi
individu dalam suatu populasi umumnya terjadi pada seluruh organisme yang
bereproduksi secara seksual. Adanya variasi memberikan keuntungan makhluk hidup
untuk dapat bertahan hidup
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu
sebagai proses historis dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses
historis evolusi itu telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana
yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang
tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan
merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa saja yang merupakan
bukti-bukti evolusi ?
2.
Bagaimana contoh-contoh dari
bukti evolusi ?
3.
Mengapa bukti-bukti evolusi
yang telah ada bisa dikatakan bukti ?
C.
Batasan Masalah
Agar masalah dalam
makalah ini tidak meluas dan menjadi lebih terfokus maka pembahasan dalam
makalah ini terbatas pada bukti-bukti yang menunjukkan telah terjadinya
evolusi.
D.
Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk :
1.
Mengetahui apa saja yang
merupakan bukti evolusi
2.
Menegtahui contoh-contoh
evolusi
3.
Mengetahui alasan mengapa bukti
yang telah ada bisa dikatakan sebagai bukti.
E.
Manfaat
Makalah ini disusun
dengan harapan agar dapat menambah wawasan bagi pembaca terutama
mahasiswa/siswi tentang bukti-bukti yang menunjukan terjadinya evolusi dan
sekaligus menjadi renungan bersama apakah bukti-bukti tersebut pantas dikatakan
sebagai bukti.
BAB II
PEMBAHASAN
Proses evolusi berlangsung dalam
jangka waktu yang lama. Untuk mengamati terjadinya suatu proses evolusi,
ilmuwan mengumpulkan berbagai bukti. Bukti-bukti ini dapat dikelompokkan
berdasarkan sumbernya. Pembagian ini adalah sebagai berikut :
A.
Bukti Evolusi Berdasarkan Kepada
Makhluk Yang Ada Sekarang Ini
1.
Studi Perbandingan Embriologi
Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas
vertebrata menunjukkan adanya persamaan pada fase tertentu yakni pada fase
morulla, blastula, dan gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya
hubungan kekerabatan di antara hewan-hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula
mereka memiliki satu nenek moyang.
Dari gambar tersebut dapat dibandingkan betapa miripnya semua
embrio vertebrata. Meskipun tidak ada kesamaan dari embrio manusia dengan yang
lain, kita tetap berkerabat karena mempunyai embrio yang sama. Hal inilah yang
menunjukan bahwa evolusi itu memang ada.
2.
Homologi Organ Pada Berbagai Jenis Makhluk Hidup
Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama
dan kemudian berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang
homolog. Homologi organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang
bersangkutan. Makin banyak organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya makin
dekat, yang artinya nenek moyangnya mungkin sama.
Perhatikan bahwa anggota gerak pada makhluk di atas memiliki bentuk berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki bagian yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan fungsi.
Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog
dengan sirip depan paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar
yang berguna untuk terbang homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna
untuk berjalan.
Apakah persamaan antara sayap burung dengan tangan manusia atau
kaki depan kuda. Meskipun kesamaanya sedikit sekali, ternyata semua anggota
depan vertebrata mempunyai kesamaan struktur. Lengan atas terdiri dari satu
tulang, lengan bawah terdiri dari dua tulang dan kemudian dapat dilihat adanya
tulang-tulang kecil yang membentuk telapak dan jari tangan. Dalam perjalanan
evolusi dapat terjadi sejumlah perubahan, misalnya pertumbuhan legan atas yang
lebih lambat, sehingga proporsinya tidak sama (Djoko T. Iskandar :2001).
3.
Domestikasi
Perhatikanlah hewan
atau tumbuhan yang dibudidayakan, akan terlihat betapa suatu bunga mempunyai
begitu banyak variasi dalam bentuk, ukuran dan warna. Kita juga mengetahui
adanya variasi warna, bentuk, dan ukuran dari anjing ras. Adanya variasi
menunjukan bahwa suatu organisme mempunyai begitu banyak kemungkinan.
Kebanyakan varisi tersebut bukan variasi yang unggul di alam, hanya karena
dipelihara manusialah maka mereka dapat bertahan.hal ini dapat kita analogikan
dengan suatu kelompok organisne di alam yang tiba-tiba dapat berkembang dan
dapat menjadi sangat beragam. Domestikasi menunjukan bagaimana suatu organisme
dapat berevolusi (Djoko T. Iskandar :2001).
Gambar Beberapa varietas anjing yang telah berkembang
akibat domestikasi yang dilakukan manusia
4.
Adanya Variasi Antar Individu Dalam Satu
Keturunan
Jika diamati bahwa
akibat domestikasi maka timbul variasi. Sebenarnya tidak demikian, karena
variasi sudah ada sebelum domestikasi. Yang dilakukan oleh manusia adalah
melakukan seleksi dari variasi yang ada.
Di dunia ini tidak
pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar sekalipun
pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu
spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain.
Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah
segala macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini
dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan
habitat.
Perhatikan bahwa dalam satu keturunan pun akan selalu memunculkan variasi. Ini disebabkan karena pada perkawinan selalu terjadi rekombinasi gen.
Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu
spesies akan menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya.
Oleh karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang
menuju ke arah terbentuknya spesies baru.
5.
Anatomi Komparatif
Studi komparatif
struktur tulang dan sistem tubuh hewan dari beragam filum menunjukkan sejumlah
besar kesamaan. Bukti yang lebih jelas terletak pada perbandingan anatomi
primitif dan modern. Karakter primitif adalah karakter yang ada sebelum
karakter modern. Primitif tidak harus lebih sederhana, karena hilangnya
sebuah struktur atau kerumitan juga termasuk perubahan. Primitif dan modern
hanya dapat berguna saat kita merujuk pada bagian tertentu karakter tersebut,
dan sebuah karakter dapat primitif di satu hal dan modern dalam hal lainnya.
Perkembangan kuda
modern adalah salah satu bentuk yang paling lengkap dalam fosil. Peningkatan
ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya waktu saat bentuk primitif
memunculkan spesies modern yang lebih besar.
Saat ukuran tubuh
meningkat dari Hyracotherium terkecil
di zaman Eosen (sekitar 50 juta tahun lalu) hingga Equus yang terbesar (kuda modern), terdapat penurunan
kerumitan pada tulang kaki. Seluruh berat kuda sekarang bertopang pada jari
ketiga, sementara jari lainnya begitu kecil dan tidak banyak bermanfaat.
Evolusi Kuda
6.
Radiasi Adaptasi
Radiasi adptasi adalah
suatu fakta mengenai timbulnya suatu kelompok organisme pada suatu masa.
Kemunculan kelompok organisme tersebut biasanya digambarkan sebagai kemunculan
yang tidak terlalu mendadak, tetapi pada umumnya melibatkan banyak sekali anggotanya
(Djoko T. Iskandar :2001).
Gambar ; Pohon evolusi
Finch Darwin
Radiasi adaptasi
terjadi saat sebuah bentuk primitif sebuah spesies berkembang menjadi sejumlah
besar bentuk modern, masing-masing teradaptasi dengan kondisi lingkungan
tertentu. Salah satu contoh terbaik radiasi adaptasi adalah burung finch Darwin
dari kepulauan Galapagos. Kepulauan Galapagos adalah sekelompok pulau di
Samudera Pasifik yang berjarak 965 kilometer di barat Ekuador. Setiap pulau
memiliki iklim mikronya sendiri dengan flora dan fauna berbeda.
Ahli biologi Charles
Darwin mengunjungi Kepulauan Galapagos pada abad ke-19. Ia menemukan kalau tiap
pulau memiliki tipe finch nya sendiri-sendiri. Mereka teradaptasi untuk makan
makanan tertentu yang ada di pulaunya. Semua finch hanya berbeda sedikit satu
sama lain dan dari burung finch primitif yang ada di daratan Amerika Selatan.
Darwin menyatankan
kalau individu tertentu di tiap pulau memiliki keuntungan bertahan hidup bila
mereka lebih baik dalam makan makanan yang tersedia di tempatnya. Selama banyak
generasi, finch ini bertambah jumlahnya, dan karena mereka terisolasi dari
finch di pulau lain, mereka pada akhirnya menjadi spesies yang berbeda (M.
Datun Sukandarrumidi : 1980).
7.
Rudimentasi
Rudimentasi diartikan
sebagai organ atau bagian tubuh suatu organisme yang pada awalnya ada tetapi
semakin tidak ada fungsi karena perkembangan zaman dan proses adaptasi.
Berikut beberapa
contoh rudimentasi pada organisme :
—
Contoh sebelumnya
menunjukan adanya celah insang pada semua Vertebrata darat. Dengan
berkembangnya embrio, maka celah insang akan berkembang menjadi insang pada
ikan dan katak, tetapi mengalami reduksi pada Vertebrata darat.
—
Umbai cacing merupakan
contoh lain dari rudimentasi sebagian usus.
—
Tidak ada alasan bahwa
manusia mempunyai tulang ekor, karena selama hidup tulang ekor tidak berfungsi
sama sekali.
Gambar : tulang ekor pada manusia
8.
Bukti Biokimiawi
Fakta menunjukan bahwa
adanya suatu protein sering kali bersifat universal. Misalnya enzim Laktat
dehidroginase ditemukan pada semua vertebrata. Kesamaan tersebur bukan saja
dari fungsinya, tetapi juga bentuk proteinnya. Lebih dekat hubungan kekerabatan
dua organisme, lebih mirip pula struktur biokimiawinya. Kesamaan ini dapat pula
ditelusuri hingga pada DNAnya. Kalau kesamaan itu hanya diantara dua organisme
berlainan jenis, dapat dikatakan sebagai kebetulan. Tetapi kesamaan yang dapat
ditemui adalah pada semua organisme. Contoh lain adalah misalnya protein histon yang terdapat pada kacang kapri
dan sapi hanya berbeda dalam dua asama amino (Djoko T. Iskandar :2001).
9.
Bukti Sistematik
Data sistematik dapat
memberikan gambaran yang nyata dari organisme yang paling primitive kepada
organisme yang lebih maju. Misalnya kalau kita memngambil contoh vertebrata,
maka kita akan melihat dengan jelas bagaimana antara ikan dengan reptile
terdapat katak. Katak merupakan hewan peralihan dari ikan ke reptile misalnya
masih mempunyai insang seperti ikan, tetapi berkaki empat seperti reptile. Kalu
reptile berevolusi dari ikan dan kemudian berevolusi ke amfibi, maka pada
reptile, insang telah hilang, dan harus kembali diciptakan untuk amfibi. Data
fosilpun mendukung bahwa ikan ada sebelum ada amfibi dan reptile, sedangkan
amfibi ada sebelum reptile. Jadi data sistematik sudah memberikan gambaran
mengenai proses evolusi tanpa perlu diterangkan secara terperinci.
B.
Bukti Berdasarkan Adanya Fosil
Yang Ditemukan Di Lapisan-Lapisan Bumi
1.
Bukti Fosil
Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang
terlestarikan atau biasa disebut membatu. Mereka sering ditemukan di batuan
endapan, yang terbentuk dengan penumpukan perlahan atau sedimentasi.
Usia fosil ditentukan dengan pengukuran karbon. Fosil tanaman atau
hewan sampel di uji rasio karbon radioaktif (carbon 14) dengan karbon non
radioaktif (carbon 12). Dengan menggunakan tingkat peluruhan karbon 14 menjadi
karbon 12, usia fosil dapat ditentukan.
Catatan
fosil yang tersimpan dalam lapisan batuan endapan memberikan bukti yang sah
mengenai perubahan spesies hewan dan tanaman. Semakin jauh dibawah batuan,
semakin tua usia fosil. Lapisan atas mengandung sisa fosil yang lebih baru dan
lebih rumit. Bagian keras hewan, seperti cangkang atau kerangka, menjadi fosil
di endapan keras batuan. Cetakan, jejak atau gumpalan merupakan tipe fosil
lainnya, yang dihasilkan oleh mahluk hidup saat berjalan, berlari atau tubuhnya
sendiri.
Tahun
1998, Wes Linster (14 tahun)
menemukan kerangka hewan prasejarah bersayap yang hampir sempurna saat ia
berburu fosil di Montana. Para ilmuan memperkirakan kalau predator mirip burung
ini hidup lebih dari 75 juta tahun lalu. Dinosaurus ini (gambar ) diberi
nama Bambiraptor feinbergi, menunjukkan kalau ia masih anak-anak
dan belum mencapai ukuran tubuh sepenuhnya. Ia memiliki otak yang besar,
sternum mirip burung, dan lengan mirip sayap. Fosil ini langka karena lengkap
tanpa kehilangan satu tulangpun. Fosil lain yang menunjukkan adanya transisi
antara dinosaurus dan burung yang ditemukan dalam sepuluh tahun terakhir
adalah : fosil
Anchiornis huxleyi dari provinsi Liaoning, China, serta
Longicrusavis houi juga dari China.
Gambar
. Bambiraptor, sebuah dinosaurus
bersayap pra sejarah yang hidup 75 juta tahun lalu.
Gambar : fosil Anchiornis huxleyi.
Memperkuat gagasan bahwa burung berasal dari Dinosaurus
Tipe fosil lainnya juga
memberi bukti spesies purba. Amber adalah getah pohon
yang mengeras. Serangga terjebak dalam getak lengketnya dan terlestarikan saat
getah tersebut menjadi amber. Es telah melestarikan hewan yang cukup besar,
seperti Mammoth wol, yang mungkin
terjebak glasier di Siberia. Cetakan daun terlestarikan di batu bara saat ia
terbentuk. Petrifikasi, penyerapan materi mineral oleh tanaman dan
hewan yang telah mati, melestarikan spesies tersebut dalam bentuk batu.
Tumpukan fosil pohon yang dijual di berbagai tempat di Sukabumi dan
diambil dari hutan gunung berapi merupakan contohnya. Fosil harimau gigi pedang
telah ditemukan di cekungan aspal cair di La Brea, Los Angeles.
Gambar : fosil naga
yang ditemukan di Desa Guanling, Kota Anshun, China (1996)
Sumber :
http://www.faktailmiah.com/
Terdapat pula fosil berupa
jejak sehingga bentuk binatang dapat direkonstruksi secara umum atau untuk
mengetahui bagaimana binatang bergerak. Selain fosil jejak, noda-noda pada
tulang tempat menempel otot dan ukuran serta bentu otot, memungkingkan
rekontruksi keseluruhan bentuk binatang. Paleontologi adalah ilmu yang khusus
mempelajari mengenai fosil.
Gambar: Memperlihatkan bekas jejak kaki dinosaurus yang 120 juta tahun
yang lalu ketika hewan ini berjlan di dasar sungai dikawasan Arizona, Amerika
Serikat.
Dalam keadaan khusus,
seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat diawetkan. Anak dinosaurus
yang ditemukan secara utuh menjadi fosil pada batu ambar di selatan Italia
dapat dipelajari dengan mudah seakan-akan baru mati. Bangkai (karkas) mammoth
yang beku, suatu kerabat gajah yang telah punah, kadang-kadang ditemukan di
Seberia. Meskipun telah membeku selama 40.000tahun, dagingnya masih cukup baik
untuk digunakan dalam studi biokimia
Gambar :Memperlihatkan fosil anak dinosaurus yag terawetkan secara utuh.
Gambar Fosil Mammoth
Akan tetapi, pengawetan
total organisme secara utuh jarang terjadi. Biasanya setelah mati,
bagian-bagian lunak tubuh dengan cepat dirusak oleh pemakan bangkai atau busuk
karena bakteri. Bagian keras seperti tulang atau cangkang lebih tahan terhadap
pengrusakan, karena itu kemungkinannya lebih besar untuk menjadi fosil. jika
dikelilingi oleh sedimen tanah liat atau pasir, bagian tersebut dapat menjadi
fosil yang dengan mudah dapat dikenali ratusan juta kemudian, lama setelah sedimen
yang membungkusnya berubah menjadi batuan seperti serpihan atau batu pasir.
Fosil-fosil ini malahan dpat mengandung sisa bahan organik untuk jangka waktu
yang sangat lama. dari beberapa fosil yang berumur lebih dari 300 juta tahun
telah ditemukan asam amino dan peptida.
Gambar Jejak kaki dinasaurus yang
memfosil akibat dikelilingi sedimen tanah liat atau pasir.
Kita tahu bahwa fosil bahwa fosil telah
menimbulkan keingintahuan manusia paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Sering
ditemukan fosil yang bentuknya tidak ada pada organisme yang hidup di bumi
sekarang ini. Lalu bagaimana kita dapat menjelaskan adanya organisme tersebut?
Sebagai penjelasan kadang-kadang diktakan adanya serangkaian penciptaan khusus
yang diikuti bencana alam yang memusnahkan organisme diseluruh dunia. Tetapi
teori evolusi memberikan jawaban yang lebih memuaskan. Ada gagasan yang
menyatakan bahwa semua organisme yang hidup sekarang ini pada suatu periode
dalam sejarahnya mempunyai moyang yang sama. Secara tidak langsung hal ini
menyatakan bahwa pada waktu yang lampau terdapat lebih sedikit jenis makluk
hidup dan keadaanya lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan bukti-bukti fosil
yang ditemukan. Jika kita menuruni Grand Canyon di Amerika Serikat, kita akan
melihat secara jelas lapisan demi lapisan batu batuan sedimen, lapisan terdalam
adalah ialah lapisan yang tertua. Makin dalam kita menuruni lembah tersebut
makin berkurang jumlah jenis fosil. Selanjutnya juga terdapat fakta, sifat
organisme yang terdapat di lapisan yang lebih dalam itu kurang kompleks bila
dibandingkan dengan yang terdapat di lapisan atasnya. Fosil reptilia terdapat
dilapisan tanah yang secara geologi lebih muda, sedangkan fosil cacing terdapat
dalam lapisan yang lebih tua.
Gambar : Grand Canyon di Amerika Serikat
Perlu
diperhatikan bahwa dalam satu lokasi kita tidak akan pernah menemukan sejarah
fosil yang tidak terputus. Pergolakan geologi tanah selalu diikuti erosi. Oleh
karena itu sebagian dari sejarah catatan fosil akan lenyap (missing link).
Sebagian besar kecaman
terhadap Darwin datang terkait kegagalan para paleontologi untuk menemukan missing
link, merupakan kelemahan besar bagi gagasan bahwa organisme yang sekarang
ini berkembang dari organisme yang ditemukan sebagai fosil. Tetapi seiiring
dengan waktu, ahli paleontologi telah banyak menemukan missing link.
Fosil Archeopteryx adalah salah satunya, berbentuk peralihan antara burung dan
reptilia yang diduga menjadi moyangnya. Kesenjangan pada data fosil masih sangat
mencolok pada hewan bertubuh lunak dan pada manusia. Hal ini tidak mengherankan
bila kita ingat bahwa peluang kedua tipe organisme dan hewan darat lainnya (terutama
primata yang cerdas) mati ditempat dimana dia akan tertutup dengan cepat oleh
sedimen adalah kecil.
Kemudian, juga harus
diingat bahwa jangan berharap untuk menemukan informasi secara lengkap selain
bagian-bagian catatan fosil. Sebagian besar fosil yang pernah terbentuk masih
ada di pegunungan, dalam tanah dan lautan, mungkin juga telah rusak oleh
gejolak geologi berikutnya Rintangan terbesar menemukan missing link ialah
evolusi spesies baru dari tumbuhan atau hewan umumnya terjadi dalam populasi kecil
pada organisme yang kurang mengalami spesialisasi.
Gambar: Fosil Archeopteryx
Meskipun kita
mungkin tidak akan pernah mampu merunut evolusi semua makluk hidup melalui
fosil moyangnya, tetapi adanya fosil dan penyebarannya yang telah ditemukan
memberikan pada kita beberapa bukti nyata dari evolusi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evolusi merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada mahluk
hidup secara perlahan dan dalam waktu yang lama dari mahluk hidup yang tidak
adptif menjadi mahluk hidup yang adaptif. Teori evolusi adalah salah satu teori
yang masih hangat dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang
dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya belum ada satu pun teori yang dapat
menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup
Ada banyak alasan
yang dapat digunakan untuk membuktikan bahwa evolusi memang terjadi.
Bukti-bukti evolusi yang dikemukakan pada makalah ini hanya beberapa contoh
yang mungkin akan mudah dimengerti. Evolusi dapat dibuktikan mulai dari bukti skala
kecil seperti pada pemuliaan anjing atau tumbuhan, homologi antara suatu bagian
dari organisme hingga menyangkut pada masalah yang lebih luas seperti
pembandingan data sistematik. Data-data yang ada saling mendukung bahwa suatu
proses yang universal telah berlangsung, yaitu proses evolusi abiotik maupun
proses evolusi biotik. Kedua-duanya bekerjasama ataupun saling mempengaruhi
hingga terbentuknya bumi sekarang. Data-data modern seperti data genetika (DNA)
dan data biokimia yang menunjukkkan betapa kesamaan yang besar antara organisme
eukariot mulai dari tanaman hingga manusia merupakan fakta yang sangat
meyakinkan mengenai proses evolusi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Evolusi
Manusia. Wikipedia. Alamat website : http : //in.wikipedia.org/wiki/evolusi
manusia/ [diakses 13 Desember 2011].
Iskandar
T. Djoko.2001. Evolusi. Departemen
Biologi. Bandung : ITB
Muhaimin. 2011. Bukti Evolusi. Alamat website ; http://biologionline.blogspot.com/2011/04/bukti-evolusi/
[diakses pada 17 Desemeber 2011]
Pamungkas, Bambang. 2011. Evolusi : Pemahaman Teori dan Bukti Evolusi.
Alamat website http://biologimediacentre.com/evolusi-pemahaman-teori-dan-bukti-evolusi/
[diakses 17 Desember 2011]
Sukandarrumidi., Datun, M. 1980. Geologi Sejarah 2. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar